Selasa, 05 Oktober 2010

Susunan Acara Pemlaspasan Alit Padmasana 10-10-2010

Waktu Acara
14.00 Peranda tiba di lokasi Pura BSD
15.00 – 16.00 Pecaruan
16.00 – 17.30 Pemakuhan dan Pemlaspasan
17.30 – 18.00 Penentuan nama Pura
18.00 – 19.00 Pawintenan
19.00 – 20.00 Persembahyangan Bersama
20.00 – 21.00 Nunas Prasadam
Demikian undangan ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.


Panitia Pemlaspasan Alit Padmasana Pura BSD

ttd

I Gede Raka Subawa
Humas
08112235289

Senin, 02 Agustus 2010

RENCANA KEDATANGAN PADMASANA PURA BSD

Semeton sinamian....,
Tiang ingin menyampaikan rencana kedatangan Padmasana.
Jika tidak ada halangan, truck yang mengangkut Padma sudah akan sampai di desa Buda Keling Karang Asem tanggal 5 Agustus...dan setelah dinaikknan dan di packing..., rencananya akan berangkat tanggal 6atau 7 Agustus dan diperkirakan sampai di BSD tanggal 8 atau 9 Agustus. Pada saat yang bersamaan 10 orang undagi beserta Ida Bagus Santi akan berangkat juga ke BSD, apakah naik bus atau yang lain sedang dijajagi

Pak Putu Santika akan segera mengundang semeton sami untuk melakukan konsolidasi untuk membicarakan hal ini secara lebih detil

Inggih Suksma

agus sugiana

Sabtu, 24 April 2010

Dharma Shanti Propinsi Banten







































Minggu, 18 April 2010

Dipimpin Ida Pedanda Gede Putra Sidemen : Upacara Ngeruak dan Mulang Dasar Pembangunan Pondasi Padmasana Pura BSD


Sabtu pagi 17 April 2010, ada pemandangan yang berbeda di lokasi Pura BSD. Hari itu dilaksanakan upacara Ngeruak dan Mulang Dasar Pondasi Padmasana Pura BSD. Ngeruak artinya “ membuka lahan/jalan” sedangkan Mulang Dasar artinya “meletakkan dasar”. Keduanya merupakan rangkaian yang tak terpisahkan sebelum sebuah Padmasana Pura mulai dibangun. Padmasana sendiri adalah altar utama sebuah Pura yang bentuknya menjulang tinggi seperti singgasana, sebagai media umat Hindu menyatukan diri dalam doa. Hingga saat ini Umat memanfaatkan Turus Lumbung sebagai sarana sementara, sebuah altar yang dibuat dari anyaman bambu, ditopang oleh empat batang pohon dadap.
Upacara dimulai tepat pukul 10.00 wib, dihadiri oleh sekitar ribuan umat Hindu dari 7 kecamatan se Tangerang Selatan, disamping kehadiran undangan dari Jabotabek dan Banten yang datang untuk mengidungkan doa–doa bersama. Dipimpin oleh Manggala Upacara Ida Pedanda Gede Putra Sidemen dari Griya Ciledug. Seluruh umat dengan khusyuk bersatu dalam doa kepada Hyang Widhi,Tuhan semesta alam. Memohon agar niat dan langkah suci membangun tempat ibadah dapat berjalan dengan lancar dan berhasil sesuai rencana. Suara isak tangis pertanda haru meledak ketika Ida Pedanda meletakkan batu bulitan (batu hitam), bunga-bunga, serta beberapa prasyarat lain, di lubang pondasi yang telah ditentukan. Sejenak, beliau menguncarkan mantra-mantra Weda, lalu memerciki seluruh isi lubang pondasi dengan air tirta suci. Inilah puncak upacara hari ini. Selanjutnya secara bergiliran para tokoh umat dipersilahkan untuk turut memasukkan adukan material pondasi di atasnya.
Lagi-lagi, konsep Tri Hita Karana Umat Hindu dijadikan landasan pijak upacara ini,yaitu : hidup harmonis dengan alam, hidup harmonis dengan sesama,dan selalu berpegang pada ajaran Tuhan. Karena jika hal ini dilaksanakan dalam setiap langkah kehidupan, maka niscaya kita akan dianugrahi Jalan yang Benar (Satyam), Kesucian (Ciwam), serta Keindahan dalam hidup (Sundaram).Seperti disampaikan oleh Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia pengurus daerah Tangerang Selatan, Dr I Ketut Arnaya, MM.
Hal ini pula yang menjadikan alasan mengapa panitia pembangunan Pura mengundang tidak kurang dari 70 anak yatim dan kurang mampu di sekitar pura untuk sekedar diberi bingkisan. Sekaligus mengingatkan seluruh umat Hindu yang hadir bahwa kita semua harus selalu peduli pada mereka yang kebetulan tidak seberuntung kita. Sudah semestinya juga sebagian kegembiraan yang kita rasakan bisa dibagi bersama mereka.Ucapan selamat disampaikan Kepala Desa Rawa Mekar Jaya yang diwakili oleh Rohidi selaku Sekretaris Desa,serta harapan agar hubungan yang harmonis antara umat Hindu dan warga Rawa Mekar Jaya tempat Pura BSD berada, tetap dijaga. Rohidi juga berpesan kepada seluruh warga sekitar Pura untuk turut menjaga keberadaan Pura ini. Panitia Pembangunan yang diwakili langsung oleh Ketut Suada, Ketua Yayasan Swadharma Serpong, menyambut baik ajakan Pak Sekdes, dan mengingatkan umat yang hadir untuk tidak henti-hentinya menanamkan kebaikan kepada sesame, termasuk untuk lingkungan di sekitar Pura BSD. Semoga.

Senin, 12 April 2010

UNDANGAN UPACARA NGERUAK PADMASANA PURA BSD

Om Swastyastu
Yth Umat Hindu se-Jabodetabek


Sesuai informasi yang telah kami sampaikan sebelumnya bahwa umat Hindu Tangsel akan melaksanakan upacara Ngeruak dan mulang dasar pembangunan Padmasana,yang akan dilaksanakan pada:

Hari Sabtu, 17 April 2010,
Jam 10.00 wib - selesai
Manggala Upacara: Ida Peranda Gede Putra Sidemen



Sebelum upacara, akan dilakukan bakti sosial Pemberian Sembako kepada anak Yatim di Pondok Pesantren yang ada di sekitar lokasi Pura,dan akan dihadiri juga oleh: umat Buddha dan umat Katolik

Berkenaan dengan hal tersebut, kami mengundang seluruh umat se Jabodetabek dan Banten, untuk hadir dan ikut bersama-sama ngaturang bakti agar pembangunan pura kita berjalan lancar dan aman.

SELAMAT DATANG DI PURA KITA.RAHAJENG RAWUH RING PURA DRUWENE,SUGENG RAWUH RING PURO KITO SAMYO, WILUJENG SUMPING ring PURA TANGSEL DI BSD
Namaste;

Sukma
Ketut Suada
Kelian Banjar Serpong

Minggu, 11 April 2010

Sosialisasi WHDI di Tangerang Selatan


Hindu Center BSD City- Wanita Hindu Dharma Indonesia ( WHDI) Propinsi Banten, Minggu 11 April 2010 menggelar sosialisasi organisasi kepada umat Hindu di Tangerang Selatan. Bertempat di lokasi Hindu Center BSD City, kegiatan tersebut dihadiri oleh ratusan Ibu-ibu dari Bintaro, Pamulang, Serua, Pondok Cabe, Rempoa, dan dari wilayah Serpong sendiri.
Kedatangan pengurus WHDI Banten dipimpin langsung oleh Kartini Suwandi selaku Ketua WHDI Banten. Perempuan Solo ini dengan antusias memperkenalkan keberadaan WHDI sejak kelahirannya pada 12 Februari 1988, kepengurusan saat ini , hingga berbagai kegiatan yang telah dilakukan. Tahun 2010 ini , WHDI telah memiliki Pengurus Daerah di 26 propinsi di Indonesia, dan bekerja dengan mengedepankan spiritualitas Hindu sebagai dasar pijakan dan mewarnai setiap langkah-langkahnya.

Antusiasme Ibu-ibu Tangerang Selatan semakin meningkat lagi ketika Ida Ayu Swastika, salah seorang tokoh wanita sekaligus intelektual Hindu Indonesia memberikan gambaran yang jelas dan lugas mengenai pentingnya organisasi bagi setiap wanita Hindu. Bu Dayu, begitu ia dipanggil, mengingatkan setiap wanita Hindu bahwa seiring dengan terjadinya percepatan perubahan lingkungan global, maka tuntutan terhadap peran wanita Hindu pun semakin tinggi. Baik yang terkait dengan peran Ibu sebagai orang tua, pendamping suami, maupun perannya pada kehidupan sosial kemasyarakatan. Organisasi WHDI diharapkan bisa menjembatani kebutuhan itu sekaligus sebagai garda depan dalam melakukan advokasi terhadap wanita Hindu yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga sekaligus membela mereka yang mengalami perlakuan diskriminatif pada lingkungannya.

Kegiatan Sosialisasi WHDI ini disambut hangat oleh seluruh yang hadir, hingga bermuara pada kebulatan tekad untuk segera membentuk WHDI di tingkat Tangerang Selatan. Hal ini segera difasilitasi oleh Dwi Atmawati Suada selaku penyelenggara. Wanita jawa asal Ambarawa mengajak Ibu-Ibu lainnya untuk membentuk tim formatur pembentukan WHDI Tangerang Selatan.

Berikut adalah formatur yang berasal dari perwakilan wilayah di Tangerang Selatan :
1. Dwi Atmawati Suada (Serpong)
2. Putu Sumarti (Serpong)
3. Ni Luh Suyatini (Pondok Cabe)
4. Made Aqulina (Pamulang)
5. Ni Luh Ratna (Sarua)
6. Susmiati (Pondok Cabe)
7. Ida Ayu Mirah (Sarua)
8. A.A. Oka Suarni (Pondok Cabe)
9. Ibu Nyoman Suadiarta (rempoa)
10. Ayu Ariati (Pamulang)
11. Cok Istri (Pamulang)
12. Komang Suriani (pamulang)
13. N.N. Yudiani (Pamulang)
14. Ria Mayun (Pamulang)
15. Nyoman Parwaberi (Sarua)

Formatur tersebut, bertugas untuk menyiapkan segala sesuatunya dalam rangka pembentukan WHDI Tangerang Selatan, mulai penentuan waktu, pendanaan, hingga mekanisme pembentukan dan pemilihan pengurus. (RS)

Sosialisasi WHDI di Tangerang Selatan


Hindu Center BSD City- Wanita Hindu Dharma Indonesia ( WHDI) Propinsi Banten, Minggu 11 April 2010 menggelar sosialisasi organisasi kepada umat Hindu di Tangerang Selatan. Bertempat di lokasi Hindu Center BSD City, kegiatan tersebut dihadiri oleh ratusan Ibu-ibu dari Bintaro, Pamulang, Serua, Pondok Cabe, Rempoa, dan dari wilayah Serpong sendiri.
Kedatangan pengurus WHDI Banten dipimpin langsung oleh Kartini Suwandi selaku Ketua WHDI Banten. Perempuan Solo ini dengan antusias memperkenalkan keberadaan WHDI sejak kelahirannya pada 12 Februari 1988, kepengurusan saat ini , hingga berbagai kegiatan yang telah dilakukan. Tahun 2010 ini , WHDI telah memiliki Pengurus Daerah di 26 propinsi di Indonesia, dan bekerja dengan mengedepankan spiritualitas Hindu sebagai dasar pijakan dan mewarnai setiap langkah-langkahnya.

Antusiasme Ibu-ibu Tangerang Selatan semakin meningkat lagi ketika Ida Ayu Swastika, salah seorang tokoh wanita sekaligus intelektual Hindu Indonesia memberikan gambaran yang jelas dan lugas mengenai pentingnya organisasi bagi setiap wanita Hindu. Bu Dayu, begitu ia dipanggil, mengingatkan setiap wanita Hindu bahwa seiring dengan terjadinya percepatan perubahan lingkungan global, maka tuntutan terhadap peran wanita Hindu pun semakin tinggi. Baik yang terkait dengan peran Ibu sebagai orang tua, pendamping suami, maupun perannya pada kehidupan sosial kemasyarakatan. Organisasi WHDI diharapkan bisa menjembatani kebutuhan itu sekaligus sebagai garda depan dalam melakukan advokasi terhadap wanita Hindu yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga sekaligus membela mereka yang mengalami perlakuan diskriminatif pada lingkungannya.

Kegiatan Sosialisasi WHDI ini disambut hangat oleh seluruh yang hadir, hingga bermuara pada kebulatan tekad untuk segera membentuk WHDI di tingkat Tangerang Selatan. Hal ini segera difasilitasi oleh Dwi Atmawati Suada selaku penyelenggara. Wanita jawa asal Ambarawa mengajak Ibu-Ibu lainnya untuk membentuk tim formatur pembentukan WHDI Tangerang Selatan.

Berikut adalah formatur yang berasal dari perwakilan wilayah di Tangerang Selatan :
1. Dwi Atmawati Suada (Serpong)
2. Putu Sumarti (Serpong)
3. Ni Luh Suyatini (Pondok Cabe)
4. Made Aqulina (Pamulang)
5. Ni Luh Ratna (Sarua)
6. Susmiati (Pondok Cabe)
7. Ida Ayu Mirah (Sarua)
8. A.A. Oka Suarni (Pondok Cabe)
9. Ibu Nyoman Suadiarta (rempoa)
10. Ayu Ariati (Pamulang)
11. Cok Istri (Pamulang)
12. Komang Suriani (pamulang)
13. N.N. Yudiani (Pamulang)
14. Ria Mayun (Pamulang)
15. Nyoman Parwaberi (Sarua)

Formatur tersebut, bertugas untuk menyiapkan segala sesuatunya dalam rangka pembentukan WHDI Tangerang Selatan, mulai penentuan waktu, pendanaan, hingga mekanisme pembentukan dan pemilihan pengurus. (RS)

Sabtu, 23 Januari 2010

Proposal Turnament GOLF : HARMONY in UNITY

PENDAHULUAN

Konsep Tri Hita Karana mewajibkan umat manusia menjaga hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia dan manusia dengan lingkungan, tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan dan asal usul. Sehingga sebagai umat manusia yang utuh, benar-benar menempatkan dirinya sebagai insan manusia ciptaan Tuhan dengan derajat teringgi dalam harmonisasi yang akrab dan ramah dengan masyarakat sekitarnya.

Harmonisasi hubungan antar sesama dapat diwujudkan dengan membantu pembangunan sarana dan tempat pendidikan yang terletak di wilayah Bumi Serpong Damai. Di mana pendidikan sangat penting bagi generasi penerus sebagai tongkat estafet dalam menggali potensi yang ada, agar bisa dimanfaatkan untuk kepentingan bersama, untuk kesejahteraan bersama, pada semua generasoi yang telah tumbuh semakin baik dan berkesinambungan.

Guna merealisasikan sarana dan prasarana pendidikan tersebut tentunya diperlukan pembiayaan yang besar, dimana salah satu usaha penggalian dana yang akan dilakukan Panitia Pembangunan adalah dengan mengadakan turnamen golf dengan judul HARMONY in UNITY Open Golf Tournament for Charity. Melalui turnamen golf terbuka ini, diharapkan pula terjalin tali silaturahmi yang baik antar golfer.


TUJUAN
Adapun tujuan diselenggarakannya turnamen golf ini adalah :
- Menggugah rasa kemanusiaan antar umat beragama untuk saling memberi dan menerima dengan sesamanya.
- Sebagai salah satu perwujudan kehidupan yang rukun antar umat beragama melalui sebuah kegiatan bersama.
- Membina dan mengembangkan potensi aktif generasi penerus dalam bidang olahraga khususnya golf.
- Memupuk jiwa Nasionalisme bagi generasi penerus bangsa.


PESERTA
Peserta berasal dari kalngan swasta, BUMN,BUMD, pejabat pemerintah baik dari sipil maupun TNI/POLRI dan para eksekutif lainnya. Jumlah peserta adalah 144 Orang.


PROGRAM ACARA
Hari/Tanggal : Minggu, 7 Maret 2010
Tempat : Damai Indah Golf-BSD Course
Registrasi : 05.30 WIB
Breakfast :06.00 WIB
Tee Off : 06.30 WIB (Shot Gun)

HADIAH-HADIAH
- Best Gross Over All
- Best Nett Over All
- Best Nett I, II, III (Men's Flight A,B,C)
- Nearest to The Pin
- Nearest to The Line
- Longest Drive
- Lucky Draw

Untuk HOLE IN ONE
- Honda CRV
- Harley Davidson

Grand Prize
- 1 Unit Motor


SUSUNAN PANITIA

Penasehat
1. Ketut Arnaya
2. Erlangga Mantik
3. Ketut Mardjana
4. Ngurah Wirawan
5. Ketut Untung Yoga
6. Nyoman Gede Sugiartha
7. Nyoman Gde Soewandhi
8. Made Sudartha
9. Wayan Suryana

Penanggung Jawab
Wayan Gigin Samudra

Ketua Panitia
AA Ketut Diatmika

Wakil Ketua
I Gusti Made Astawa

Sekretaris
Ketut Suada

Bendahara
Maulina Anton

Bidang Perlengkapan- Ketut Suarna
- Wayan Suyasa
- Wayan Sudiastawa

Bidang Penggalian Dana- Nyoman Gde Kusdiana
- Ida Ketut Ananta
- Agus Sugiana
- Wayan Sumantra
- Wayan Suryana
- Made Meganjaya
- Ngurah Panca
- I Nyoman Buana

Bidang Dokumentasi
- Gst Ketut Suardika
- Gede Raka Subawa

Pelaksana Teknis
NAYAKA Organizer


PENUTUP
Manusia harus sadar bahwa rahasia terbesar dalam menjalani kehidupan di dunia ini adalah saling memberi dan menerima. Dengan penuh rasa cinta kasih, kita selalu diingatkan bahwa semua manusia adalah saudara dan merupakan keluarga besar. Di mata Tuhan, semua manusia tiada beda hanyalah amal dan perbuatan selama manusia hidup di dunia yang bisa menjadi bekal ketika ia tiada. Melalui Harmony ini Unity Open Golf Tournament for charity, kami mengajak peran serta dari semua pihak untuk berpartisipasi dalam rangka mensukseskan tujuan acara ini. Semoga kedamaian selalu berada dalam diri kita.


No Rekening Panitia
No.Rekening : 128-00-05748592
Bank : Mandiri-KK Tangerang BSD
Atas Nama : Yayasan Swadharma Krama Serpong

Minggu, 17 Januari 2010

KELUHURAN MANFAAT DANA PUNIA

Banyak dibahas dalam kitab suci kita, antara lain dalam :

Atharwa Weda III.15.6

Berdermalah untuk tujuan yang baik, dan jadikanlah kekayanmu bermanfaat. Kekayaan yang didermakan untuk tujuan luhur tidak pernah hilang. Tuhan Yang Maha Esa memberikan rejeki yang jauh lebih banyak kepada mereka yang mendermakan kekayaannya untuk kebaikan bersama.


Manawa Dharmasastra IV.26


Hendaknya tanpa jemu-jemunya berdana punia dengan penuh sradha dan bhakti yang diperoleh dengan cara dharma, ia akan memperoleh pahala yang setinggi-tinginya.


Atharwa Weda VI.81.1

Wahai umat manusia, bekerja keraslah kamu sekuat tenaga, usir jauh-jauh sifat-sifatmu yang membuat kamu melarat dan sakit. Hendaknya kekayaan yang kamu peroleh dengan kejujuran dapat bermanfaat bagi masyarakat, arahkanlah untuk perbuatan-perbuatan baik dan kesejahteraan masyarakat.


Atharwa Weda III.24.5

Wahai umat manusia, kumpulkanlah kekayaan dengan seratus tangan dan sumbangkanlah kekayaan itu dengan seribu tanganmu, dapatkanlah hasil yang penuh dari pekerjaan dan keahlianmu di dunia.


Reg Weda I.15.8

Hendaknya mereka memperoleh kekayaan dengan kejujuran, dan dapat memberikan kekayaan itu dengan kemurahan hati, mereka tentunya akan dihargai oleh masyarakat. Semogalah mereka tekun bekerja dan meyakini bekerja itu sebagai bhakti kepada Tuhan Yang Maha Esa.


Reg Weda I.125.6

Tuhan Yang Maha Esa menurunkan anugrah kepada orang-orang yang pemurah, suka berdana punia yang dilandasi dengan ketulusan hati. Mereka memperoleh keabadian,rahmat-Nya kekayaan dan panjang usia.


Reg Weda V.34.7

Tuhan Yang Maha Esa tidak akan memberikan anugra kepada orang-orang yang memperoleh kekayaan dengan tidak jujur. Demikian pula yang tidak mendermakan sebagian miliknya kepada orang-orang miskin dan sangat memerlukan. Tuhan Yang Maha Kuasa akan mengambil kekayaan dari orang-orang yang tamak dan menganugrahkannya kepada orang-orang yang dermawan.

Sabtu, 16 Januari 2010

Hanuman Chalisa

Shri Guru Charan Saroj Raj
Nija mane mukure sudhar
Varnao Raghuvar Vimal Jasu
Char phal jo dayaku


Setelah membersihkan cermin pikiran hamba dengan tepung sari
Debu suci Kaki Padma Sang Guru .
Hamba mengakui,kemuliaan sejati yang dipancarkan Shri Raghuvar
Dalam empat inti kehidupan. (Dharma, Artha, Kama dan Moksha).



Budhi Tanu Hin Janike
Sumirau Pavan Kumar
Bal budhi Vidya dehu
Mohe Harahu Kalesa Vikar



Sepenuhnya menyadari kekurangan kecerdasan hamba, hamba
bermeditasi pada Pavan Kumar dan dengan rendah hati
meminta kekuatan, kecerdasan dan pengetahuan yang benar untuk
membebaskan hamba dari semua cacat, serta penyebab rasa sakit
.


Jai Hanuman Gyan Sagar pistol
Jai Kapis tihun lok ujagar



Kemenangan ada padaMu, O'Hanuman! Samudra Semua Kebijaksanaan
Hujan es untukmu O'Kapisa! (air mancur-kepala kekuasaan, kebijaksanaan dan Siwa-Shakti) Anda menerangi semua tiga dunia Seluruh kosmos) dengan kemuliaan.



Ram doot atulit bal Dhama
Anjani-putra Pavan sut nama



Engkau adalah utusan ilahi Shri Ram. Itu
repositori dari beragam kekuatan, meskipun dikenal
hanya sebagai Anak Pavan (Angin), lahir dari Anjani.




Mahavir Vikram Bajrangi
Ke Kumati nivar sumati Sangi



Dengan Tungkai yang kokoh sebagai Vajra (The fuli dari Dewa Indra)
Engkau gagah berani. Engkau melangkah pada kebaikan
dan Kebijaksanaan. Engkau menghilangkan kegelapan dari pikiran jahat
.


Kanchan varan viraj subesa
Kanan Kundal Kunchit kesa



Perawakanmu indah berwarna emas dan pakaian cukup.
Engkau memakai cincin telinga dan rambut keriting panjang.



Telah Vajra Aur Dhuvaje Viraje
Kandhe moonj janehu sajai



Engkau membawa Vajra bersama dengan bendera kemenangan
(Kesari) dan memakai benang suci di bahu Anda.



Sankar Kesri suvan Nandan
Jag maha Tej Pratap vandan



Sebagai keturunan Dewa Sankara, Engkau adalah kesayangan dan kebanggaan Shri Kesari. Dengan pesona langkah panjang-mu, Engkau mengambil hati seluruh alam semesta.


Vidyavan guni ati chatur
Ram kaj karibe ko aatur



Engkau penuh pesona, berbudi luhur dan sepenuhnya menemani -
Sri Rama, selalu tertarik untuk melaksanakan segala perintah dari Shri Rama.

Hanuman Sang Duta Pembawa Pesan Ilahi

Perang antara Rama dan Rahwana hanyalah sebuah sandiwara. Banyak sekali diantara kita yang mengira perang itu hanya dongeng berkala, tetapi kurang lebih 8,000 tahun sebelum Masehi, perang semacam itu memang ada dan harus terjadi, untuk membersihkan bumi ini dari ‘sub-human species’ bentuk kehidupan yang terciptakan karena hubungan seksual antar manusia dan binatang. Apa yang kita sebut raksasa atau ‘demon’ itu merupakan jenis kehidupan yang memang harus dilenyapkan. Bagaimana juga yang dilenyapkan hanyalah “bentuk” atau “wujud” kehidupan tersebut. Jiwa mereka, roh mereka justru mengalami evolusi, peningkatan, dan lahir kembali sebagai manusia. Rahwana berperan sebagai raja para raksasa, sehingga ia mampu mengumpulkan mereka di satu tempat, di medan perang. Lalu datang Sri Rama, dan dalam satu minggu, selesailah pekerjaan itu.

Peringatan Alam sebelum bencana tiba

Yang namanya kebetulan itu memang tidak ada, semuanya merupakan bagian dari cetak-biru yang sudah ditentukan sebelumnya. Namun, kita dapat menentukan cetak-biru baru untuk masa depan kita. Hal ini perlu direnungkan sejenak.

Empat tangan Wisnu dapat dimaknai sebagai peringatan Keberadaan terhadap manusia. Tangan pertama Wisnu dengan telapak tangan terbuka menghadap ke muka dimaknai sedang memberi berkah sekaligus memaafkan. Kesalahan awal manusia dimaafkan-Nya, apabila kita segera taubat. Tangan kedua memegang terompet dari kulit kerang, perbuatan salah yang dilakukan terus menerus, diperingatkan-Nya dengan teguran suara yang keras. Tangan ketiga memegang chakra, Keberadaan masih juga memberi waktu untuk bertaubat. Dan, begitu seseorang masih nekat melakukan kesalahan, maka dia akan dihantam gada Wisnu yang dipegang oleh tangan keempatnya.

Semua tindakan mempunyai akibat masing-masing, akan tetapi sebelum melakukan tindakan yang semakin tidak harmonis dengan alam, kita dingatkan Keberadaan melalui berbagai tahapan peringatan.

Demikian pula dengan kejadian bencana banjir. Ketika masyarakat memotong hutan hanya untuk keperluan rumah tangga, Alam masih memaafkan. Tetapi apabila masyarakat mulai menggunduli hutan, datanglah teguran, sungai yang kotor membawa lumpur akibat bukit yang gundul mulai tererosi. Alam pun menggerakkan lembaga advokasi yang memperingatkan bahayanya menggunduli hutan. Alam masih menunggu agar masyarakat bertobat dengan melakukan reboisasi. Setelah beberapa lama penggundulan hutan berjalan, maka banjir akan datang sebagai hantaman gada dari Alam.

Demikian pula peristiwa Global Warming, Pencairan Es di Kutub, menghijaunya lereng Himalaya yang tadinya selalu diselimuti es, banyaknya badai dan naiknya permukaan air laut, semuanya merupakan peringatan alam. Demikian pula tindakan rekayasa dalam bidang hukum di negara kita yang semakin keterlaluan akan mendapatkan perlakuan yang sama.



Hanuman sebagai ‘Utusan’pembawa peringatan

Hanuman sebagai duta, utusan pembawa peringatan dari Sri Rama. Hanuman ibarat terompet kerang Wisnu sebelum gada sang Wisnu bekerja.

Hanuman dengan kekuatannya dapat terbang menyeberangi lautan sampai di Alengka. Ia melihat Alengka sebagai benteng pertahanan yang kuat sekaligus kota yang dijaga dengan ketat. Ia melihat penduduknya menyanyikan mantra-mantra Weda dan lagu pujian kemenangan kepada Rahwana. Sebagian masyarakat tidak setuju dengan keangkaraan Rahwana, tetapi mereka diam membisu. Hanuman menyamar sebagai monyet kecil dan mencari tempat Dewi Sinta. Hanuman melihat Rahwana merayu Dewi Sinta, akan tetapi Rahwana tidak berhasil.

Setelah Rahwana pergi meninggalkan Dewi Sinta, Hanuman menghampiri Dewi Sinta dan menceritakan maksud kedatangannya. Hanuman menyerahkan cincin milik Rama dan menyarankan agar Dewi Sinta terbang bersamanya ke hadapan Sri Rama, namun Dewi Sinta menolak. Ia paham Sri Rama akan datang ke Alengka untuk menghancurkan adharma. Kemudian Hanuman mohon restu dan pamit kepada Dewi Sinta.

Karena ketahuan pengawal istana, Hanuman dikepung para raksasa . Sambil melarikan diri Hanuman memporak-porandakan taman Asoka di istana Rahwana. Ia membunuh puluhan tentara termasuk prajurit pilihan Rahwana. Akhirnya ia dapat ditangkap Indrajit, putra Rahwana dengan senjata ‘Bramastra’, senjata Brahma. Senjata itu melilit tubuh Hanuman. Ketika Rahwana hendak memberikan hukuman mati kepada Hanuman, Wibisana membela Hanuman agar hukuman bagi Hanuman diringankan, mengingat Hanuman adalah seorang Duta, ‘Utusan’. Seorang ‘Utusan’ yang datang membawa kabar peringatan, agar Rahwana mengembalikan dewi Sinta, atau Sri Rama akan menghancurkan Alengka.

Hanuman hanya dibakar ekornya, akan tetapi dengan ekor terbakar itulah dia melepaskan diri dari bramastra dan membakar sebagian kota Alengka. Bagaimana pun Rahwana tetap tidak mau berubah, dan akan menghadapi datangnya pasukan Sri Rama. Pada akhirnya Rahwana mati bersama kaum raksasa. Demi evolusi manusia, kaum raksasa memang harus mati. Akan tetapi jiwa raksasa tetap terbawa dalam genetik manusia ribuan tahun sesudahnya.

Hanuman adalah pemberi peringatan kepada kaum raksasa dipimpin Rahwana, agar segera sadar dan kembali ke jalan yang benar. Bila Rahwana dan para raksasa sadar, mengembalikan Dewi Sinta, menegakkan kebenaran, meninggalkan adharma, maka kemusnahan raksasa dapat terhindar.

Dunia ini ada karena ada keseimbangan dari dualitas antara Yin dan Yang, Maskulin dan feminin, malam dan siang, dingin dan panas, lembut dan keras, bahkan dharma dan adharma. Akan tetapi kala adharma meraja lela, sehingga terjadi ketidakseimbangan yang nyata, Keberadaan akan menggunakan cara yang belum kita pahami untuk menyeimbangkannya.

Bersyukurlah karena kita telah diberi peran keberadaan yang patut dibanggakan. Siapa yang mau berperan sebagai Rahwana yang serakah dan kalah? Peran Rahwana sungguh sulit. Tidakkah Rahwana tergerak kala melihat Kumbakarna meninggal, melihat para petinggi Alengka meninggal, kenapa masih meneruskan pertarungan yang memusnahkan semua raksasa, padahal dia belum menikmati Dewi Sinta sebagai isterinya?

Rahwana patuh terhadap peran yang diberikan Keberadaan kepadanya. Rahwana dan Kumbakarna adalah inkarnasi kedua dari Jaya dan Wijaya, penjaga Wisnu di istana Vaikuntha, dan karena kesalahannya harus lahir ke dunia sebagai musuh Wisnu. Sebelumnya mereka lahir sebagai Hiranyakasipu danj Hiranyaksa. Dan di zaman Dwapara Yuga lahir sebagai Sisupala dan Dantavakra yang setelah mati, mereka kembali menjadi penjaga istana Vaikuntha.

Berterimakasihlah pada alam semesta bahwa kau diberi peranan yang membawakan pujian banyak orang. Kasihanilah mereka yang kurang beruntung, yang tidak mendapatkan peranan sebaik peranan kamu. Dan, dibalik semua itu sadarilah adanya tangan Sang Dalang yang menentukan setap gerak-gerikmu.

Hanuman juga merupakan pembawa pesan bagi mereka yang hidup tertekan dalam lingkungan penuh kezaliman. Hanuman memberi ketenangan kepada Dewi Sinta, agar bersabar karena adharma akan dikalahkan. Hanuman membawa ‘ayat cincin’ tanda kebesaran Sri Rama agar Dewi Sinta tetap bertahan dalam kebenaran. Akan ada waktunya mulut para raksasa dikunci dan anggota tubuh mereka diminta menyampaikan apa yang telah diperbuatnya. Mereka akan mendapatkan balasan karma yang setimpal.

Bagi Dewi Sinta cincin Sri Rama merupakan surat cinta, surat cinta yang tidak dibaca melalui mata, indera penglihat, tetapi dibaca melaui mata hati. Bagi Dewi Sinta cincin tersebut adalah bisikan hati Sri Rama.

Setiap kitab suci memang merupakan sebuah surat cinta kepadamu lewat para nabi, para avatar, para mesias, dan para Buddha.” Maka, pengajian, paath seperti itu, menjadi doa bagi saya. Karena saat itu terdengar jelas oleh jiwa saya bisikan Dia yang saya cintai.



Latar belakang kehidupan Hanuman

Kera adalah binatang yang mempunyai sifat, terampil, lincah, sederhana, kuat dan patuh terhadap ‘majikan’-nya, hanya saja mereka akan kembali ke sifat asalnya ketika berada dalam kelompoknya. Hanuman bukanlah kera biasa. Dia adalah putra Anjani, seorang ibu berwajah kera yang bertapa puluhan tahun, agar mendapatkan keturunan yang mulia. Anjani adalah saudara perempuan dari Subali dan Sugriwa putra dari Resi Gotama dan ibu Windradi.

Beruntunglah Hanuman yang mendapatkan ‘majikan’, ‘guru’ bijak Sri Rama sehingga dia bisa melepaskan ‘kekeraan’-nya.

Konon Hanuman adalah putra dari Bathara Guru. Kisah para leluhur pun sering dibengkokkan. Bathara Guru, Sang Pendaur Ulang sering dikatakan ‘cluthak’, suka tergiur wanita cantik yang mandi telanjang, atau pun wanita yang sedang bertapa layaknya Anjani di Telaga Madirda. Sebuah konspirasi untuk menjauhkan diri kita dari dongeng wayang yang telah mendarah daging yang sudah manjadi bagian dari budaya kita.

Bathara Guru disimbolkan dengan lingga dan yoni. Segala sesuatu dimulai dengan bertemunya energi Yin dan Yang. Dari sperma dan ovum. Pertemuannya mungkin fisik, tetapi yang memelihara satu sel inti yang berkembang menjadi tubuh sempurna dengan jutaan sel adalah kekuatan alam pendaur ulang. Seorang ayah dan ibu hanya mempersatukan, memfalitasi pertemuan sperma dengan sel telur. Akan tetapi, fasilitas air ketuban, placenta dan perlengkapannya yang menjaga kehidupan sel telur tersebut adalah ciptaan kekuatan alam, kekuatan sang pendaur ulang. Bahkan dalam kloning pun, tetap ada kekuatan misteri yang mengembangbiakkan dan memellihara sel inti. Pembuat kloning mengambil sel hidup, bukan benda mati dan menghidupkannya. Hidup tetap merupakan misteri. Dan Bathara Guru pun penuh misteri.

Anjani memberdayakan unsur angin, Dewa Bayu, dan melahirkan putra bernama Hanuman yang berbulu putih. Konon, pada saat Hanuman masih kecil, ia mengira matahari adalah buah yang bisa dimakan, kemudian terbang ke arahnya dan hendak memakannya. Dewa Indra melihat hal itu dan menjadi cemas dengan keselamatan matahari. Untuk mengantisipasinya, ia melemparkan petir vajra-nya ke arah Hanuman sehingga kera kecil itu jatuh dan menabrak gunung.

Melihat hal itu, Dewa Bayu menjadi ngambek dan berdiam diri. Angin tidak bertiup di bumi, dan semua makhluk di bumi menjadi lemas. Para Dewa pun memohon kepada Bayu agar tidak ngambek. Dewa Bayu menghentikan kemarahannya. Dewa Brahma dan Dewa Indra memberi anugerah bahwa Hanuman sehingga kebal dari segala macam senjata, serta kematian akan datang hanya dengan kehendaknya sendiri. Hanuman menjadi makhluk yang abadi atau ‘Chiranjiwin’.


Pengabdian Hanuman kepada Sri Rama

Dalam menjalankan tugasnya melenyapkan adharma, seorang avatara selalu memerlukan beberapa murid sebagai teman seperjalanan. Yang diajak master adalah para pemain kawakan yang sudah saatnya naik kelas. Dewi Sinta yang hilang diculik hanyalah penyebab awal hancurnya adharma. Bagi Hanuman, semua kejadian yang dialaminya berpuncak pada waktu bertemu Sri Rama. Hanuman merasa tugas yang diberikan Sri Rama kepadanya, bukan untuk kepentingan Sri Rama, tetapi untuk meningkatkan kesadaran dirinya. Semua potensi spiritual yang berada dalam dirinya seakan bangkit setelah bertemu Sri Rama.

Hanuman tidak tertarik pada tahta dan kenyamanan. Hanuman tidak ikut Subali yang menang persaingan memperebutkan tahta terhadap Sugriwa, bahkan Hanuman ikut Sugriwa yang terusir dari istana. Walaupun demikian Hanuman juga tidak bermusuhan dengan Subali, sehingga Hanuman tidak ikut campur dalam perseteruan antara kedua pamannya. Hanuman sudah muak dengan ‘kedunia-kerawian’.

Hanuman telah paham bahwa seseorang lahir dengan sifat genetik tertentu, kemudian sejak kecil dididik orang tua, lingkungan, pendidikan dan pengalaman. Kerangka kebenaran bagi setiap orang akan berbeda. Bahkan kedua pamannya Sugriwa dan Subali yang berseteru mempunyai landasan kebenaran masing-masing. Sugriwa merasa benar, karena sesuai pesan Subali apabila darah putih mengalir dari dalam goa ketika Subali bertarung dengan Raksasa Maesasura, berarti Subali mati dan goa ditutup. Sedangkan Subali merasa benar dan menyalahkan Sugriwa, mengapa setelah itu Sugriwa mengambil hadiah Dewi Tara yang sebenarnya diberikan kepada dia yang membunuh sang raksasa.

Hanuman sudah muak dengan dengan kebenaran duniawi, yang bisa dibelokkan sesuai kepentingan masing-masing pribadi. Konon, kemuakan terhadap keduniawian itulah yang membawa Sri Rama bertemu dengannya. Hanuman sudah siap bertemu dengan seorang Guru.

Hanuman mendengar dari ibunya bahwa paman-pamannya Sugriwa dan Subali pada awalnya adalah anak-anak yang baik. Akan tetapi dalam perjalanan hidupnya, godaan dari luar berupa kenikmatan indera dan godaan dari dalam berupa peningkatan ego sering tak terkendalikan.

Jangan kira sekali terjinakkan hewan di dalam diri menjadi jinak untuk selamanya. Tidak demikian. Hewan-hewan buas nafsu, keserakahan, kebencian, kemunafikan, dan lain sebagainya—termasuk majikan mereka yaitu gugusan pikiran yang kita sebut mind—membutuhkan pengawasan ketat sepanjang hari, sepanjang malam….. sepanjang tahun…..sepanjang hidup.


Guru

Bertemu Sri Rama, Hanuman mulai paham bahwa Sugriwa mencari Tuhan untuk kepentingan duniawi, pembalasan dendam kepada Subali. Hanuman berdoa semoga dalam perjalanan berikutnya Sugriwa semakin meningkat kesadarannya. Hanuman menjadi paham bahwa Jatayu rela mati demi Tuhan dalam menegakkan kebenaran dengan melawan Rahwana yang menculik Dewi Sinta. Hanuman bisa menghayati mengapa Subari menunggu bertemu Tuhan, baru rela mati, demikian pula Raksasa Kabandha.

Hanuman merasa beruntung menemukan Guru, dan dia patuh terhadap perintah Gurunya. Akan tetapi Hanuman paham bahwa sebelum kematian datang menjemputnya, dia harus selalu waspada.

Keberhasilan seseorang tidak dapat dinilai selama ia masih hidup. Bagaimana ia mengakhiri hidupnya itulah yang menentukan keberhasilannya.

Konon seseorang bisa disebut Guru apabila dia mendapatkan pengetahuan langsung dari Keberadaan. Sekadar membaca dan memahami kebenaran dari catatan belum pantas menjadi seorang Guru. Kemudian seorang Guru juga harus pernah menjadi murid, sehingga dia dapat membina muridnya. Sri Rama pernah berguru kepada Resi Vasishtha dan Resi Wiswamitra, sehingga Sri Rama adalah kriteria Guru yang benar.Selanjutnya, Hanuman melepaskan semua pendapat pribadinya dan patuh terhadap Sri Rama. Hanuman telah mencapai ‘one pointedness’, ‘ekagrata’, seluruh kegiatan hidupnya hanya untuk Sri Rama. Hanuman selalu mengingat Sri Rama di setiap waktu, Hanuman selalu berzikir tentang Sri Rama.

Jumat, 15 Januari 2010

PANITIA NASIONAL DHARMA SANTI NYEPI

NO.NAMA DAN BIDANGJABATAN / BIDANG

1.Prof. Dr. I.B.G. Yudha Triguna, MS. PENASEHAT
2.Drs. I Ketut Wiana, M.Ag. PENASEHAT
3.I. N. Suwandha, SH PENASEHAT
4.Letjen. TNI. (Purn) Putu Soekreta Soeranta PENASEHAT
5.Marsdya TNI.(Purn) I Gede Sudana PENASEHAT
6.Mayjen. Pol. (Purn) Drs. IGM. Putera Astaman PENASEHAT
7.A.A. Oka Mahendra, SH. PENASEHAT
8.Laksdya TNI.(Purn) Si Putu Ardana PENASEHAT
9.Marsdya TNI. (Purn) I Gusti Made Oka, SE. PENASEHAT
10.Mayjen. Pol.(Purn) Drs. Made Sudiartha Tangkas Kori Agung PENASEHAT
11.Laksda. TNI. (Purn) Ir. Nyoman Mastra PENASEHAT
12.Mayjen. TNI. (Purn) S. N. Suwisma PENASEHAT
13.Marsda TNI(Purn) Ida Bagus Sanubari PENASEHAT
14.Brigjen TNI. I Made Wisnu Bawa Tenaya PENASEHAT
15.Brigjen TNI. Ngakan Gde Sugiharta PENASEHAT
16.Wayan Agus Mertayasa PENASEHAT
17.Dr. IPG. Ary Suta, MBA PENASEHAT
18.Marsma TNI Ida Bagus Suryadikara PENASEHAT
19.Drs. K. Govindasamy PENASEHAT
20.Ir. Wayan Alit Antara PENASEHAT
21.Kolonel Inf.(Purn) I Nengah Dana, S.Ag PENASEHAT
22.Dr. Ir. Wayan Koster, MM. PENASEHAT
23.Dr. I Gusti Gede Subawa, M.Kes. PENASEHAT
24.Drs. I Made Marka, Ak. PENASEHAT

II.PANITIA INTI
1.Ny. Ir. Rataya B. Kentjanawathy Suwisma Ketua Umum
2.I Ketut Lancar, SE,M.Si. (Depag) Ketua I
3.Brigjen TNI I Gede Sumertha Ketua II
4.Brigjen TNI. I Nyoman Wangsawan Ketua III
5.Ir. Made Sudharta, MBA. Ketua IV.
6.Drs. Made Sujana, M.Pd. (Depag) Ketua V

7.Ir. I Dewa Putu Sukardi, S.Ag, MBA. Sekretaris Umum
8.Ny. Wikanti Yogie, S.Ag. Sekretaris I
9.Ida Ayu Swastika,SE, MM. Sekretaris II
10.Gde Dharma Nugraha, ST, MT. Sekretaris III
11.Nyoman Ganetri, SE. (Perwakilan)Sekretaris IV
12.I Made Suma, SH, M.Pd. (Depag) Sekretaris V

13.Drs. Ida I Dewa Gde Ngurah Utama, MM. Bendahara Umum
14.Ni Wayan Wartiniasih Sugita Bendahara I
15.I Wayan Suharta, S.Ag. M.Si. (Depag) Bendahara II

BIDANG PENGGALIAN DANA
16.A.A. Ngurah Wirawan, SE Koordinator
17.Ir. IGKG. Suena Anggota
18.Drs. Erlangga Mantik Anggota
19.Ir. Ketut Yudantara Anggota
20.Dr. I Nyoman Tjager, SH, MA. Anggota
21.Kombes.Pol. Drs. Ketut Untung Yoga Ana, SH, MM. Anggota
22.I Nyoman Widia Anggota
23.Ir. Nyoman G. Wiryanata, MBA Anggota
24.Suresh G. Vaswani Anggota
25.Ir. I Gusti Ngurah Adnyana Anggota
26.I Gusti Bagus Ngurah, S.Ag. (Depag) Anggota
27.I Made Sutresna, S.Ag. MA. (Depag) Anggota
28.Ir. I Komang Wiana Agung Anggota
29.Ir. Dharmasilan Anggota

BIDANG KESENIAN DAN DEKORASI
30.IGusti Kompyang Raka Koordinator
31.Drs. I Gede Adiputra, MM. Anggota
32.Ny. Luh Retiasih Bantas Anggota
33.Ny. Kartini Suwandi Anggota
34.Eko Prasetyo (Depag) Anggota
35.Ny. Sari Murjana Anggota
36.Letkol. Caj. I Nyoman Surata, S.Ag. M.Fil.H. Anggota
37.Drs. I Ketut Budiasa, M.Fil.H. Anggota
38.I Gusti Ngurah Rai, S.Ag. Anggota
39.I Wayan Sugimawa, S.Ag. (Depag) Anggota
40.I Made Awanita, S.Ag. M.Pd. (Depag) Anggota
41.A.A. Ayu Ariani, ST, M.Si. Anggota


BIDANG ACARA DAN PROTOKOL
42.Kolonel Inf. I Wayan Sumadi, SE Koordinator
43.Mayor. Laut W. (Purn) Ni Nyoman Tjakri Arwati Anggota
44.JM. Istri Puji Astuti Mandra Anggota
45.Drs. A.A. Gede Yuniartha Putra, SH, MM. Anggota
46.Winakumari, SE Anggota
47.Kolonel Inf. (Purn) Ketut Bantas, S.Ag, M.Fil. Anggota
48.Luh Gede Saraswati Putri, M.Hum. Anggota
49.Ni Wayan Pujiastuti, SH, MH. (Depag) Anggota
50.Ny. Ni Made Puspa Arini Semadi, S.Ag. Anggota

BIDANG PUBLIKASI/DOKUMENTASI
51.I Made Rai Karuna Wijaya Koordinator
52.Dr. A.A. Ketut Diatmika, SE, MM. Anggota
53.Drs. Wayan Buda, M.Pd. (Depag) Anggota
54.Dewa Ketut Suratnaya, S.Ag. M.MPd. Anggota
55.Gede Jaman, S.Ag, MSi. (Depag) Anggota
56.D. Suresh Kumar, S.Ag. Anggota
57.Letkol. Caj. Drs. I Dewa Ketut Budiana, M.Fil.H. Anggota
58.I Nyoman Sudiarsa, S.Ag. M.Si. Anggota
59.Drs. Murni D. Jinu. (Depag) Anggota
60.Ida Bagus Putu Parwata, S.Sos. (Depag) Anggota
61.Mayor Inf. Drs. I Ketut Murda Anggota
62.Ir. Ida Bagus Made Jayamartha, MM. Anggota

BIDANG KEAMANAN
63.Kolonel. Caj. I Ketut Sukirtha Koordinator
64.Letkol. Czi. Nyoman Parwata Anggota
65.AKBP. Drs. Pande Made Cakra, MM. Anggota
66.Mayor CPM. Ketut Suryadi Anggota
67.Letkol. Art. I Made Karyawan Anggota
68.Mayor. Sus Wayan Weraspatiana Anggota
69.Mayor. Sus. Wayan Suadnyana Anggota
70.Kapten. CPM. Ngurah Winaya Anggota
71.Inspektur Pol. Made Yadnya Anggota (dan Pecalang Se Jabodetabek)

BIDANG PERLENGKAPAN
72.Kolonel Czi Nengah Widana Koordinator
73.Letkol. I Nyoman Santiasa Anggota
74.Letkol. Sus I Made Pahit, S.Ag. Anggota
75.Letkol. Chb.I Wayan Sueda Anggota
76.Letkol. Chb. I Gusti Ngurah Wisnu Anggota
77.Teguh Eka Putra, S.Pd. MM. Anggota
78.Kapten Nyoman Winaya Anggota
79.I Gusti Ngurah Wibawa, S.Sos. (Perwakilan) Anggota
80.Ketut Konder (Perwakilan) Anggota
81.Made Sutrisna, SE (Perwakilan) Anggota
82.Antonikuil. Sembiring, S.Ag, M.Si. Anggota

BIDANG KONSUMSI
83.Ny. Kadek Nuryatiningsih E Mantik Koordinator
84.Ny. Ida Ayu Sinta Jayapati Anggota
85.Ny. C. Widiarini Erata, Psi. Anggota
86.Ny. Luh Budiasih Sudana Anggota
87.Ny. Agung Putri, S.Ag. M.Fil.H. Anggota
88.Ny. Tiwi Susanti, S.Ag. M.MPd. Anggota
89.Ny. Ni Nyoman Orthi Ariani Udayana Sanggih Anggota
90.Ny. Ni Luh Supriatin Tastra Anggota
91.Ny. Ni Kadek Astarini Suarsana, S.Ag. Anggota
92.Ny. Ati Sarjana Anggota
93.Dra. Maria Theresia Rika (Perwakilan) Anggota
94.Ny. Ni Putu Utami Dewi, SSTP (Perwakilan). Anggota
95.Ny. Ni Ketut Kesumawati (Perwaakilan) Anggota
96.Ny. I G.A. Alit Ariani Anggota
97.Ny. Nani Riadika Mastra Anggota
98.Ny. Nyoman Sudani Anggota
99.Ni Wayan Lastiningsih (Perwakilan) Anggota
100.Dewa Ayu Putu Budiman Anggota

BIDANG PENGERAHAN MASSA TRANSPORTASI
101.Drs. Ketut Seridhana Koordinator
102.JM. Ir. I Gusti Ngurah Made Suyadnya, S.Ag. (Ketua Umum Pinandita Sanggraha Nusantara)Anggota
103.Drs. Ketut Sugita, MM (Ketua Banjar Jakarta Selatan)Anggota
104.Drs. I B Djayapati, MM (Ketua Banjar Jakarta Barat) Anggota
105.Drs. Nyoman Udayana Sangging, SH, MM.(Ketua Banjar Jakarta Timur) Anggota
106.Drs. Made Suwendra (Ketua Banjar Jakarta Utara) Anggota
107.Gde Supartha Putra, SH. (Ketua Banjar Jakarta Pusat) Anggota
108.Ir. Made Sudiarsa (Ketua Banjar Bekasi) Anggota
109.Ir. I Made Suwetja(Ketua Banjar Bogor) Anggota
110.Ir. Nyoman Suwandhi (Ketua Banjar Tangerang) Anggota
111.I Nengah Arsa (Ketua Banjar Ciledug) Anggota
112. Gusti Made Pariksa (Wakil Ketua Banjar Pondok Gede) Anggota
113.Ketut Mangku (Ketua Banjar Cibinong) Anggota
114.Dr. Nyoman Oka Trijaya(Ketua Banjar Depok) Anggota
115.Pol. Putu Sumada (Ketua Banjar Kelapa Dua) Anggota
116.Ir. I Made Partiasa,MM(Ketua Banjar Serang) Anggota
117.Letkol. Caj. Drs. Made Putra Yadnya Anggota
118.Laksma TNI (Purn) I Ketut Teken Sartika,SIP (Ketua Banjar Ciangsana) Anggota
119.Ir. Ketut Suada, MSi (Ketua Banjar BSD) Anggota
120.Ruslan ( SDHD Tionghoa) Anggota
121.Yanto Jaya, SH. (Komunitas umat Hindu India) Anggota

BIDANG BHAKTI SOSIAL
122.drg. Nyoman Suartanu Koordinator
123.dr. Ketut Lila Murti, SpA. S.Ag Anggota
124.A. A. Ketut Patra, SE Anggota
125.Putu Permana Yogi Anggota
126.Ir. Ketut Parwata Anggota
127.Ny. Rai Sumawati, SH Anggota
128.dr. Ni Ketut Rani Agung Anggota
129.JM. Astono Chandra Dana, SE. MM Anggota
130.Drs. I Wayan Suwira Satria, MM. Anggota
131.JM. Drs. Dewa Putu Suradana, MM. Anggota
132.Ir. Wayan Werden Anggota
133.Putu Alit Sudarsana, SE Anggota
134.A.S. Kobalen, MBA. M.Fil.H. Anggota

BIDANG KESEHATAN
135.dr. Aryawan ( Tim Abdi Dharma Jagadhita) Koordinator
136.dr. Nyoman Murdana, Sp.RM. Anggota
137.dr. Ida Ayu Ary Padmi, Sp.M. Anggota
138.dr. Nyoman Ardiartha Anggota
139.dr. Luh Putu Nadi Anggota
140.drg. Ida I Dewa Ayu Ngurah Poppy Dwi Arini Anggota
141.Wayan Gatra Anggota
142.Ny. Asmari Raka Anggota
143.Ny. Made Suastini Anggota
144.Ny. Ni Made Adnyani Sudiarta dan Lain-lainya Anggota

BIDANG KESEKRETARIATAN
145.I Gusti Komang Widana, S.Ag. M.Fil.H. Koordinator
146.A.A. Oka Mantara Anggota
147.Desak Kutha Agustini Anggota
148.Putu Nugata Anggota
149.Ketut Rudita Marta Anggota
150.Ahmad Syaeful Anggota
151.Awang Darmawang Anggota
152.Kadek Suadnya Anggota
153.Bala Rubini Anggota
154.Anom Ardamana W. Anggota

Rabu, 13 Januari 2010

108 Nama Siwa

1.OM ISTHRAYA NAMAHA
Yang permanent / kekal. Ruang Arca
Dewa Shiwa dalam kuil seslalu dalam
satu posisi.

2.OM PRABHVE NAMAHA
Shiwa sebagai pemilik / penguasa alam sesta.

3.OM I ISTHRANAVE NAMAHA
Dengan melantunkan nama nama suci ini, kita memanggil sang Ilahi untuk hadir dan
mendirikan kediamannya secara pweemanent dlm diri kita.

4.OM BIMAYA NAMAHA
Shiwa adalah yang paling berkuasa.

5.OM PRAVIRA YA NAMAHA.
Shiwa sebagai penyelamat dan pelindung kita.

6.OM VARAYA NAMAHA
Karena Shiwa akan mengabulkan permohonan para bhakta Beliau juga dipanjatkan dg hati yg murni

8.OM SARVA ATHANE NAMAHA
Kuil Dewa Shiwa tak terhitung jumlahnya dimana mana.

9.OM SARVAKIYATAYA NAMAHA
Shiwa akan melindungi oara bhaktanya

10. OM SARVASHRI NAMAHA
Shiwa adalah ilahi agung yg meliputi segalanya.


11.OM SARVA KARAYA NAMAHA
Shiwa adalah pelaksana pelaku dan dari karya karya besar.

12.OM BHAVAYA NAMAHA
Shiwa mendengarkan keinginan keinginan batin, yang palin dalam dalam pribadi kita

13.OM JATINE NAMAHA.
Shiwa yang memiliki jalinan rambut besar.


14.OM CHARMANE NAMAHA
Shiwa memakai sandang dari kulit harimau.

15.OM SHIKHANDANE NAMAHA
Shiwa mengikat rambut / konde untuk mengendalikan gangga

16.OM SARVAGAYA NAMAHA
Shiwa adalah pengedalai dari segala gerakan objeck/benda dlm alam raya.

17.OM SARVABHAVNAYA NAMAHA.
Shiwa adalah ayah, ibu, saudara dan teman teman kita.

18.OM HARAYA NAMAHA.
Shiwa menghancurkan sifat sifat buruk kita
19.OM HARNA KIYAYA NAMAHA
Shiwa menghancurkan mereka yang jahat.

20.OM SARVABHUTAHAYARA NAMAHA.
Shiwa menghancurkan mereka yang jahat.

21.OM VIRTAYE NAMAHA
Shiwa melakukan semua pekerjaan demi kebaikan para bhakta beliau.

22.OM PRIBAVE NAMAHA.
Shiwa adalah pelayan dari para bhakta beliau, akan tetapi beliau adalah penguasa dari segalanya.

23.OM NIVARTAYE NAMAHA
Shiwa tidak mengambil apapun dari pihak bhakta beliau, apapun yg kita persembahkan kepada Shiwa, beliau mengembalikan kepada kita berlipat.

24.OM NIYATAYA NAMAHA.
Kemurahaan hati shiwa adalah mulia dan sejati

25.OM SHASTAVTAYA YAMAHA
Shiwa adalah yg slalu kekal dan stabil



26.OM DHURVAYA NAMAHA
Shiwa adalah dhurwa atau kutub utara dan selatan yang memberikan ke stabilan pada bumi

27.OM SHAN SHAN VASNE NAMAHA
Shiwa diumpamakan sebagai seekor sapi jantan lambat dan mantap tetapi stabil

28.OM BAG VATE NAMAHA
Shiwa adalah penyelamat umat manusia pada waktu banjir bah atau pralaya

29.OM KHECHARAYA NAMAHA
Tunggangan Shiwa nandi juga, melangkah dengan mantap dan perlahan seperti tuannya.

30.OM GO-CHARAYA NAMAHA
Hormat kami kpd nandi & semua sapi
31. OM ARADNAYA NAMAHA
Hormat kami pada pose meditasi dewa Shiwa.

32. OM ABHIVADIYAYA NAMAHA
Sembah hormat kami kepada suara agung / megah dari damaru beliau.

33. OM MAHKARMANE NAMAHA
Sembah dan hormat kami atas karya megah dewa Shiwa.

34. OM TADASWANE NAMAHA
Sembah hormat sujud kami kpd posisi duduk dewa Shiwa.

35. OM BHUTA BHAVANAYA NAMAHA
Bukan hanya para dewa tetapi para siluman juga memberi hormat kpd dewa Shiwa.

36. OM UNMATVESH PRACHANAYA NAMAHA
Shiwa yg berpakaian sederhana, tetapi memiliki sifat Ilahi

37. OM SARVALOKA PRAJAPATYE NAMAHA.
Shiwa, Dewa semua mahkluk di tiga alam

38. OM MAHARUPAYA NAMAHA
Shiwa pemilik banyak rupa/wujud

39. OM MAHAKARYAYA NAMAHA
Shiwa pelaku banyak mahakarya.

40. OM VIRKHARUPAYA NAMAHA
Shiwa sebagai pemilik nandi tunggangan kendaraan beliau


41. OM MAHAYASHSE NAMAHA
Shiwa pemilik sifat Ilahi yg agung

42. OM OM MAHAT MANE NAMAHA
Semua asura memuliakan Shiwa

43. OM SARVA BHUTATMANE NAMAHA
Shiwa sebagai wujud rupa/universal

44. OM VISVA RUPAYA NAMAHA
Shiwa sebagai wujud rupa universal.

45. OM MAHA HANVE NAMAHA
Shiwa adalah penghacur utama /agung

46. OM LOKAPALAYA NAMAHA
shiwa menjaga semua orang ditiga alam

47. OM ANTER HITATMANE NAMAHA
Kita harus memahami dan bermeditasi kepada keindahan hati/bathin beliau.

48. OM PRASADAYA NAMAHA
Shiwa adalah pemberi prasad atau mengabulkan permohonan kepada para bhakta.

49. OM HYAGAROBHAYE NAMAHA
Shiwa sebagai pelindung Ibu pertiwi

50. OM PAVITARAYA NAMAHA
Shiwa adalah yang Murni

51. OM MAHTE NAMAHA
Shiwa membantu para bhakta, meningkat kewujud hidup yg lebih tinggi / mulia

52. OM NIYAMAYA NAMAHA
Shiwa membatu para bhakta yg memuja beliau dgn penuh disiplin

53. OM NIYAMAYA SHRITARA NAMAHA
Karenas Shiwa sendiri adalah kedisiplinan

54. OM SARVA KARMANA NAMAHA
Shiwa yg merancang semua pekerjaan yg dilakukan oleh 4 kasta shg semua pekerjaan sama mulianya dimata Tuhan

55. OM SWIWAM BHUTAYA NAMAHA
Shiwalah yang mengendalikan masa lampau kita.

56. OM AEDYE NAMAHA
Shiwa hadir dimasa awal sebelum penciptaan

57. OM ANDI KARAYA NAMAHA
Shiwa adalah pencipta seluruh alam raya.

58. OM HIDAYE NAMAHA
Shiwa adalah sumber dari segala peraturan, dan aturan dlm kosmos/alam semesta ini

59. OM SHAHASRA KHIYAYA NAMAHA.
Segala hal yang akan tercipta akan berjumpa/ bertemu, berakhir dan akhirnya menyatu melebur bersama Shiwa, ini dilembangkan dengan linggam.

60. OM VISHALA KHIYAYA NAMAHA
Shiwa penghacur agung dlm Trimurti
61. OM SOHAYA NAMAHA
Shiwa bahkan hadir dalam nafas kita.

62 OM NAXTRA SADIKAYA NAMAHA
Shiwa adalah pengendali semua bintang di alam raya ini.

63. OM CHANDIRYA NAMAHA
Shiwa adalah pengendali bulan

64. OM SURYAYA NAMAHA .
Shiwa adalah pengendali matahari, karena matahari ada dalam tubuh kita

65. OMSHANYE NAMAHA
Shiwa adalah pengendali shania atau saturnus.

66. OM KETWE NAMAHA
Shiwa adalah pengendali Ketu.

67. OM GRHAYA NAMAHA
Shiwa adalah pengendali semua planet

68. OM GRHAPATAYE NAMAHA
Shiwa adalah penguasa semua planet-planet ini atas organ organ dan emosi amnusia Yaitu matahari.
mengendali mata kanan, bulan matakiri, dan jantung kita, darah adalah Mars, lidah adalah mercurius, kepala dan otak oleh yupiter, organ organ produksi dan kekayaan oleh venus, kekuasaan dan kemuliaan oleh Saturnus, dan penyeakitpenyakit oleh Rahu dan Ketu.

69. OM WARAYA NAMAHA
Shiwa yg berkuasa dan mruah hati / penuh olas asih.
70. OM AATRAYE NAMAHA
Shiwa hadir disini bersama kita nkarena beliau ada dimana mana.
71. OM AATRAYA NAMASKARTRE NAMAHA
Sembah sujud kepada shiwa yg kekakl dan abadi.

72. OM HIGRA BAN PARINAYA NAMAHA
Shiwa hadir disudut kecil sekalipun, dalam hutan hutan yg terlebat.

73. OM AANDHAYA NAMAHA
Shiwa hadir diawal penciptaan

74. OM DHINA SANDHIKAYA NAMAHA.
Shiwa memberikan pengetahuan kpd manusia pertama yg terlahir / dilahirkan

75. OM SAMVATSRAYA NAMAHA
Shiwa pengendali empat yuga yaitu, satya yuga, treta yuga, dwapara yuga, dan kali yuga yg sekarang ini.

76. OM MANTRAYA NAMAHA
Shiwa adalah penerima semua mantra yg dilantunkian / diucapkan.


77. OM PRAMANAYA NAMAHA
Shiwa adalah penguasa agung.

78. OM PARAMA TAPES NAMAHA
Shiwa adalah penguasa agung meditasi.

79. OM YOGINE NAMAHA.
Shiwa adalah yogi Ilahi.

80. OM YOJYAYA NAMAHA
Kita berdoa kpd dewa Shiwa, untuk menanamkan energy dlm diri kita agar menjadi yogi sejati seperti beliau.

81. OM MAHA BIJAYA NAMAHA
Shiwa adalah benih ilahi, pelindung alam semesta, bagaikan kulit sekam yang melindungi bagian dalam sebuah biji / benih

82. OM MAHA RETSE NAMAHA
Memuja Shiwa adalah memuja tuhan menuju Moksha

83. OM MAHA BALAYA NAMAHA
Shiwa adalah yang paling berkuasa, yg dapat membebaskan kita dari cengkraman kematian untuk mencapai memperoleh moksa.

84. OM SUARNA RETSE NAMAHA.
Shiwa membimbing para bhakta beliau melalui jalan emas menuju moksa.

85. OM SARVA GYAYA NAMAHA
Shiwa memiliki ilmu pengetahuan yg tak terukur / tak terkira

86. OM SUBIJAYA NAMAHA
Shiwa adalah biji benih murni, yang pemujanya dapat membuat kita menjadi murni.

87. OM BIJA VAHNAYA NAMAHA
Shiwa menanamkan benih ketekunan dlm bhakti dihati para bhakta beliau

88. OM MAHA TAPSE NAMAHA
Shiwa adalah mediator agung / ilahi

89. OM GHOR TAPSE NAMAHA.
Shiwa melakukan meditasi besar.

90. OM AADINAYA NAMAHA.
Shiwa penguasa yg ada, bahkan sebelum penciptaan.

91. OM DASHA BAHVE NAMAHA
Shiwa ádalah dewa bertangan sepuluh

92. OM ANIMI SHAYA NAMAHA
Shiwa hádala yang luhur/suci, Shiwa tidak memiliki nama, krna tidak ada nama yg sungguh dapat melukiskan shiwa.

93. OM NILA KHATAYA NAMAHA
Shiwa yang berleher biru.

94. OM UMAPHATAYE NAMAHA
Shiwa pendamping Uma / Parwati

95. OM VISVA RUPAYA NAMAHA
Shiwa wujud yang universal

96. OM SUVAYAM SHERSHTHAYA NAMAHA
Estela memuja Shiwa seseorang tidak perlu memuja dewa lain.

97. OM BALA VIRAYA NAMAHA
Shiwa memegang sensata sensata ampuh

98. OM ABALAYA NAMAHA
Shiwa melindungi yg tak berdaya.

99. OM GANAYA NAMAHA
Shiwa melimpahkan rahmat besar kepada parabhakta beliau.

100. OM GANA KARITRE NAMAHA
Shiwa melakukan karya besar bagi umat manusia.

101. OM GANAPATHAYE NAMAHA
Shiwa adalah dewa para gana dan para guna.



102. OM DIGYASASE NAMAHA.
Shiwa adalah dewa dari empat penjuru.

103. OM KAMAYA NAMAHA
Shiwa yang suci, luhur, mulia, harus dipuja sebelum melaksanakan nkerjaan apapun.

104. OM MANTRE VIDE NAMAHA
Shiwa adalah sumber dari semua mantram

105. OM PARAMAYA NAMAHA
Shiwa yang berkelimpahan dalam segala hal.

106. OM MANTRAYA NAMAHA
Shiwa adalah penerima semua mantram
yang kita ucapkan

107. OM SHARVARHAWAKARYA NAMAHA
Shiwa adalah pelaku semua pekerjaan dialam semesta.

108. OM HARAYA NAMAHA.
Shiwa adalah penghapus semua dosa dosa kita.

Jero mangku Sudiada.
Griya serdang Indah
Ekadaasi Kresnapaksa 2010

Minggu, 10 Januari 2010