Minggu, 18 April 2010

Dipimpin Ida Pedanda Gede Putra Sidemen : Upacara Ngeruak dan Mulang Dasar Pembangunan Pondasi Padmasana Pura BSD


Sabtu pagi 17 April 2010, ada pemandangan yang berbeda di lokasi Pura BSD. Hari itu dilaksanakan upacara Ngeruak dan Mulang Dasar Pondasi Padmasana Pura BSD. Ngeruak artinya “ membuka lahan/jalan” sedangkan Mulang Dasar artinya “meletakkan dasar”. Keduanya merupakan rangkaian yang tak terpisahkan sebelum sebuah Padmasana Pura mulai dibangun. Padmasana sendiri adalah altar utama sebuah Pura yang bentuknya menjulang tinggi seperti singgasana, sebagai media umat Hindu menyatukan diri dalam doa. Hingga saat ini Umat memanfaatkan Turus Lumbung sebagai sarana sementara, sebuah altar yang dibuat dari anyaman bambu, ditopang oleh empat batang pohon dadap.
Upacara dimulai tepat pukul 10.00 wib, dihadiri oleh sekitar ribuan umat Hindu dari 7 kecamatan se Tangerang Selatan, disamping kehadiran undangan dari Jabotabek dan Banten yang datang untuk mengidungkan doa–doa bersama. Dipimpin oleh Manggala Upacara Ida Pedanda Gede Putra Sidemen dari Griya Ciledug. Seluruh umat dengan khusyuk bersatu dalam doa kepada Hyang Widhi,Tuhan semesta alam. Memohon agar niat dan langkah suci membangun tempat ibadah dapat berjalan dengan lancar dan berhasil sesuai rencana. Suara isak tangis pertanda haru meledak ketika Ida Pedanda meletakkan batu bulitan (batu hitam), bunga-bunga, serta beberapa prasyarat lain, di lubang pondasi yang telah ditentukan. Sejenak, beliau menguncarkan mantra-mantra Weda, lalu memerciki seluruh isi lubang pondasi dengan air tirta suci. Inilah puncak upacara hari ini. Selanjutnya secara bergiliran para tokoh umat dipersilahkan untuk turut memasukkan adukan material pondasi di atasnya.
Lagi-lagi, konsep Tri Hita Karana Umat Hindu dijadikan landasan pijak upacara ini,yaitu : hidup harmonis dengan alam, hidup harmonis dengan sesama,dan selalu berpegang pada ajaran Tuhan. Karena jika hal ini dilaksanakan dalam setiap langkah kehidupan, maka niscaya kita akan dianugrahi Jalan yang Benar (Satyam), Kesucian (Ciwam), serta Keindahan dalam hidup (Sundaram).Seperti disampaikan oleh Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia pengurus daerah Tangerang Selatan, Dr I Ketut Arnaya, MM.
Hal ini pula yang menjadikan alasan mengapa panitia pembangunan Pura mengundang tidak kurang dari 70 anak yatim dan kurang mampu di sekitar pura untuk sekedar diberi bingkisan. Sekaligus mengingatkan seluruh umat Hindu yang hadir bahwa kita semua harus selalu peduli pada mereka yang kebetulan tidak seberuntung kita. Sudah semestinya juga sebagian kegembiraan yang kita rasakan bisa dibagi bersama mereka.Ucapan selamat disampaikan Kepala Desa Rawa Mekar Jaya yang diwakili oleh Rohidi selaku Sekretaris Desa,serta harapan agar hubungan yang harmonis antara umat Hindu dan warga Rawa Mekar Jaya tempat Pura BSD berada, tetap dijaga. Rohidi juga berpesan kepada seluruh warga sekitar Pura untuk turut menjaga keberadaan Pura ini. Panitia Pembangunan yang diwakili langsung oleh Ketut Suada, Ketua Yayasan Swadharma Serpong, menyambut baik ajakan Pak Sekdes, dan mengingatkan umat yang hadir untuk tidak henti-hentinya menanamkan kebaikan kepada sesame, termasuk untuk lingkungan di sekitar Pura BSD. Semoga.